Dear,
Saya mencoba ingin menceritakan sosok siswa yang baru saja saya ajar pada awal tahun pelajaran 2012/2013. Dari mulai bertemu siswa ini masuk melalui tes wawancara. Saya sudah berkesan dengan kedatangan anak ini. Sosok ini yang akan membuat beda suasana pembelajaran yang nantinya saya ajar. Benar saja, saat itu saya dipercaya untuk menjadi wali kelas XAP1, namun anak itu berada di kelas XAP2. Kemudian sekitar 2 bulan kami para wali kelas diminta oleh kakomli (ketua kompetensi keahlian) untuk bertukar tempat. Tanpa sengaja saya berada di XAP2. Ketika itu saya masuk memberikan arahan dan perkenalan di kelas itu, namun yang menjadi perhatian adalah tetap anak itu. Dia telah menjabat sebagai presiden kelas. Saya tersenyum melihatnya, karena sudah mulai beraksi dengan membuktikan tanggung jawab nya untuk menjadi seorang presiden.
Hari demi hari, kelas ini berjalan seperti apa yang saya perkirakan. Emosi adalah modal sangat kuat yang mendorong semua siswa menjadi galau dalam proses transisi dari masa SMP ke SMK. Saya mencoba mengatur emosi mereka dengan teknik-teknik yang tidak biasa. Tapi setelah berjalan 6 bulan, tetap saja ada beberapa anak yang gagal dalam manajemen emosi yang saya lakukan.
Tidak begitu pun dengan sosok siswa spesial yang dari awal sudah menarik perhatian saya. Insya Allah saya percaya, anak ini punya potensi besar untuk menjadi sukses dan profesional. Tinggal bagaimana anak ini melewati semeseter ke semester dengan konsisten. Tetap di jalurnya walaupun hobi, relaksasi, bermain juga dibutuhkan di usia ini.
Saya mau melihat anak ini ketika wisuda nanti Mei 2015 menjadi yang terbaik di Jurusan Perhotelan. Dan juga ingin melihat 5 (lima) tahun ke depan setelah lulus menjadi apa yang dia inginkan. Apapun profesinya, apapun posisinya. tapi yang terpenting tetap ikhlas menjalaninya dan terus belajar dimana pun kapan pun.
Semoga sukses ya nak my favorite student R-A ...
Saya mencoba ingin menceritakan sosok siswa yang baru saja saya ajar pada awal tahun pelajaran 2012/2013. Dari mulai bertemu siswa ini masuk melalui tes wawancara. Saya sudah berkesan dengan kedatangan anak ini. Sosok ini yang akan membuat beda suasana pembelajaran yang nantinya saya ajar. Benar saja, saat itu saya dipercaya untuk menjadi wali kelas XAP1, namun anak itu berada di kelas XAP2. Kemudian sekitar 2 bulan kami para wali kelas diminta oleh kakomli (ketua kompetensi keahlian) untuk bertukar tempat. Tanpa sengaja saya berada di XAP2. Ketika itu saya masuk memberikan arahan dan perkenalan di kelas itu, namun yang menjadi perhatian adalah tetap anak itu. Dia telah menjabat sebagai presiden kelas. Saya tersenyum melihatnya, karena sudah mulai beraksi dengan membuktikan tanggung jawab nya untuk menjadi seorang presiden.
Hari demi hari, kelas ini berjalan seperti apa yang saya perkirakan. Emosi adalah modal sangat kuat yang mendorong semua siswa menjadi galau dalam proses transisi dari masa SMP ke SMK. Saya mencoba mengatur emosi mereka dengan teknik-teknik yang tidak biasa. Tapi setelah berjalan 6 bulan, tetap saja ada beberapa anak yang gagal dalam manajemen emosi yang saya lakukan.
Tidak begitu pun dengan sosok siswa spesial yang dari awal sudah menarik perhatian saya. Insya Allah saya percaya, anak ini punya potensi besar untuk menjadi sukses dan profesional. Tinggal bagaimana anak ini melewati semeseter ke semester dengan konsisten. Tetap di jalurnya walaupun hobi, relaksasi, bermain juga dibutuhkan di usia ini.
Saya mau melihat anak ini ketika wisuda nanti Mei 2015 menjadi yang terbaik di Jurusan Perhotelan. Dan juga ingin melihat 5 (lima) tahun ke depan setelah lulus menjadi apa yang dia inginkan. Apapun profesinya, apapun posisinya. tapi yang terpenting tetap ikhlas menjalaninya dan terus belajar dimana pun kapan pun.
Semoga sukses ya nak my favorite student R-A ...